Another part of notonegoro.net

April 22, 2006

Saya menyerah!

Filed under: Diary @ 8:40 pm

Pernah lihat iklan suatu produk minum kesegaran di billboard yang mewarnai Jakarta di mana terdapat pemain Bulu Tangkis Indonesia, Taufik Hidayat, sebagai bintangnya? Pada iklan itu lebih kurang digambarkan Taufik sebagai bintang yang meminum produk minuman tersebut dan akan selalu haus akan kemenangan. Tidak ada yang salah dengan iklan tersebut. Hanya saja saya menemukan sedikit keanehan pada iklan tersebut. Pada iklan tersebut tercantum kata-kata “Pantang nyerah!” (tanpa tanda kutip, halah).

Sepintas mungkin kata-kata tersebut tidak aneh. Tapi selama dalam perjalanan yang macet, saya menanyakan kepada diri sendiri, dapat darimana mereka kata “ny” pada “nyerah” tersebut?!?

Read more >>

April 17, 2006

Pentingnya kartu nama itu

Filed under: Diary @ 5:26 pm

Kartu nama adalah sebuah identitas Anda yang tercetak pada sebuah kertas kecil untuk kemudian ditukarkan ke rekan-rekan Anda agar dapat mengontaknya dengan mudah. Dengan kartu nama ini Anda dapat membuat yang menerima kartu nama tersebut tidak direpotkan untuk mencatat identitas Anda dalam kertas berbeda atau memasukkan ke dalam phonebook telefon seluler mereka.

Setelah berkenalan dengan rekan baru, ada baiknya Anda memberikan kartu nama terlebih dahulu sebelum mereka memberikannya. Tata cara memberikannya pun ada etikanya. Jepitlah kartu nama Anda tersebut antara jari telunjuk di antara jari jempol, di mana keempat jarinya lainnya telah membentuk sebuah genggaman dan kedua jari jempol Anda berdekatan untuk kemudian menyodorkan kepada rekan baru Anda tersebut. Dan untuk membuatnya lebih sopan, Anda dapat memberikan kartu nama Anda tersebut dengan sikap berdiri. Namun bagaimana bila Anda belum mempunyai kartu nama?

Read more >>

April 12, 2006

Suatu ketika

Filed under: Diary @ 9:57 am

Suatu ketika saat tea-break pada sebuah acara di sebuah hotel:

Wanita: “Kalau minum teh gulanya jangan banyak-banyak.”

ujarnya sambil memperingatkan dalam membuka pembicaraan.

Saya: “Terima kasih.” hening sesaat “Tapi kalau gulanya tidak banyak teh ini tidak akan terasa manis.”

Pembicaraan akan makin seru nih kelihatannya.

Wanita: “Lihat saya saja, manis kan?”

Gubrak, bisa aja nih tapi Anda memang manis koq, dalam batin saya.

Saya: “Iya, tapi masih pahit kalau di tenggorokan kan manisnya di mata.”

Hah, mencoba menolak bilang “tidak” tapi tidak tega dan diakhiri dengan sedikit “sentuhan”. Dan perbincangan berlangsung dengan tidak jelasnya. ;))

Suatu ketika kadal saling mengadali. Suatu ketika penjual menemui calon pembeli yang dianggapnya berpotensial.

April 5, 2006

Bersepeda itu (ternyata) Mahal!

Filed under: Sport @ 12:02 pm

Waktu yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa adalah 24 jam sehari. Di mana pada umumnya 8 jam digunakan untuk beristirahat alias tidur. 8 jam berikutnya, umumnya, digunakan untuk bekerja. Dan di 8 jam sisanya, mungkin 4 jam diantaranya dihabiskan untuk bermacet ria di jalan-jalan Jakarta, 2 jam berleha-leha sambil baca koran, nonton tv, membereskan perlengkapan kegiatan sehari-hari dan sebagainya. 1 jam dipakai untuk membersihkan diri dan sisanya dipakai beribadah. Waktu terasa cepat berjalan dengan segala jenis makanan yang kita kunyah, tanpa pikirkan kadar gizinya dan tentunya kesehatan Anda sendiri. Terkadang habis pergi beraktifitas Anda (saya termasuk salah satunya :D ) terlalu malas untuk berolahraga. Weekend pun terkadang lebih sering dihabiskan untuk beristirahat setelah 5 hari bekerja atau berekreasi dengan keluarga. Jarang biasanya olahraga dimasukkan ke dalam agenda weekend (sekali lagi, saya termasuk salah satunya..hehe..). Lalu kapan Anda akan memulai olahraga dalam keseharian Anda?

Read more >>

April 2, 2006

Mulailah Bisnis dengan Kejujuran

Filed under: Diary @ 11:15 am

Kepercayaan adalah sebuah harga dari kejujuran. Dimana kejujuran sendiri adalah adanya keterbukaan, tanpa harus ada yang ditutupi. Ketika kejujuran terjadi antara beberapa pihak maka yang muncul adalah kepercayaan. Lalu apa harga dari kepercayaan? Tidak ada rasa percaya lagi, saya rasa.

Cerita ini bermula ketika beberapa minggu terakhir saya sempat mendapatkan kepercayaan untuk memulai sebuah bisnis. Sebuah bisnis yang bentuk sebenarnya adalah “sebuah kue yang kecil namun sudah dikerubuti pasukan semut merah yang cukup banyak”. Namun “kue yang kecil” itu sendiri sudah saya mimpikan sejak beberapa bulan lalu. Maka ketika ada kesempatan untuk memulai mimpi dengan sesuatu yang lebih besar, kenapa tidak saya mulai sekalian saja mimpi saya dengan sesuatu yang lebih besar.

Read more >>

Generated in 0.070 seconds.